Thursday, February 4, 2016

Situs Makam Jayengrono

Makam Jayengrono

Siapa sangka di Ponorogo terdapat banyak sekali wisata sejarah yang wajib diketahui, terlebih oleh generasi muda. Selain Situs Makam Raden Bathoro Katong yang membabat tanah Ponorogo, ada lagi situs religi bersejarah yang masih berkaitan dengan perjuangan kesultanan Kartasura (Sekarang Surakarta) merebut kekuasaannya pada masa pemerintahan Pakubuwono II, yaitu Situs Makam Raden Tumenggung Jayengrono. 

gapura menuju makam

Situs Makam Raden Tumenggung Jayengrono berada di 18 Km ke arah timur Kabupaten Ponorogo, tepatnya di Desa Pulung Merdiko, Kecamatan Pulung. Letak makam ini tidak sulit dicari. Dari pusat kota kita hanya perlu menuju ke timur, ke arah Pasar Pulung. Dari Pasar Pulung, kemudian belok kanan sekitar -/+ 500 meter. Di Kanan jalan, kita akan melihat Gapura SMA Negeri 1 Pulung. Melalui gapura tersebut, kita berjalan ke arah barat. Makam Jayengrono terletak di kanan jalan, kurang dari 1 Km dari gapura masuk.
Makam putra dan keturunan Raden Tumenggung Jayengrono I

Di Makam Jayengrono ini selain terdapat makam Raden Tumenggung Jayengrono I, juga terdapat makam istri kedua Raden Tumenggung Jayengrono I, putra-putra Raden Tumenggung Jayengrono I, dan keturunan-keturunan Raden Tumenggug Jayengrono I. di bagian depan, makam ini diperuntukkan bagi masyarakat desa Pulung Merdiko.
Tangga menuju makam utama

Di Makam Jayengrono, makam utama tidak diberi penutup atau yang disebut dengan cungkup. Menurut juru kunci makam, para leluhur memang tidak menghendaki makam diberi cungkup.
“Saya sudah minta izin (secara gaib) sama para leluhur biar bisa dikasih cungkup, ternyata tetap tidak boleh. Jadi yasudah dibiarkan seperti itu,” kata Pak Saroso, juru kunci makam.
Jika kita berniat ziarah makam di sini, syarat utama adalah diri kita harus bersih dan sudah bersuci (berwudhu). Sementara syarat lain adalah membawa dan memakai wewangian yang tidak tercampur dengan alkohol.
“Kalau bisa ya pakai wangi-wangian yang tidak bercampur alkohol ya mbak,” tambah Pak Saroso.
Ketika berkunjung ke Makam Raden Tumenggung Jayengrono, kita tidak langsung masuk ke makam. Jika memang bermaksud ziarah, kita harus izin kepada juru kunci makam. Kemudian juru kunci makam akan melakukan komunikasi gaib dengan para leluhur. Sampai tahap ini masih ada dua kemungkinan, apakah peziarah diizinkan masuk atau tidak. Peziarah tidak dapat memaksa jika memang tidak diizinkan karena jika memaksa justru nantinya akan menimbulkan petaka. Banyak pengunjung yang berdatangan untuk berziarah terutama di bulan Ramadhan.
Situs bersejarah seperti situs Makam Raden Tumenggung Jayengrono ini harus mendapatkan perhatian khusus dan dijaga keberadaannya. Cerita-cerita para pendahulu juga harus diturunkan kepada para generasi muda agar cerita sejarah tidak hilang ditelan jaman.
Salam Pariwisata!!

Kontributor & Foto : Oldina Novalia R.

Artikel Terkait

Situs Makam Jayengrono
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email