Monday, April 25, 2016

Legenda Golan dan Mirah

sumber air dari golan akan terlihat jelas bila musim panas ( batu tanda putih)

Beberapa waktu yang lalu tetangga saya mengamuk, lari dan memecahi barang yang ditemui, orang-orang jadi panik, lalu perangkat desa menghubungi polisi untuk membantu menangkapnya dan di bawa ke RSJ. Dia sudah lama mengidap gangguan jiwa sejak belum menikah, dan sudah keluar masuk rumah sakit jiwa. Dan selang 2-3 minggu dia sudah tenang dan bisa bekerja kembali seperti orang normal, tapi bisa kambuh dalam setahun bisa  2-3 kali.


Ada yang menarik dalam kisah ini, menurut orang-orang penyebabkan kutukan karena orang tuanya melanggar larangan yang sudah berlaku sejak ratusan tahun yang lalu di salah satu desa di wilayah kabupaten Ponorogo, orang tuanya menanam kacang kedelai yang menjadi larangan dan pantangan di desa tersebut. Kutukan ini berasal dari sumpah serapah Ki Honggolono ketika berselisih dengan Ki Ageng Mirah tentang perjodohan putera dan puteri mereka.
Di Puskesmas Sukorejo orang Nggolan dan Mirah akan saling mengalah bila salah satu diantaranya periksa dalam satu ruangan, mereka akan bergantian tanpa dikomando, alasan mereka tidak ingin terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Dalam satu hajatan di Mirah dan kedapatan orang Nggolan meski dia kerabatnya pasti akan diusir dengan halus, begitu sebaliknya hajatan di Nggolan, konon masakan yang dimasak tidak bakalan bisa masak.
Sering orang luar daerah kebingungan hanya berputar-putar seharian di daerah tersebut karena masalah sepele, sandal atau alas kaki mereka berlepotan (jeblok) tanah dari salah satu desa tersebut dan menginjak desa salah satunya diantar  kedua kedua tersebut.
Dan sugah menjadi rahasia umum barang siapa yang berjudi di daerah Nggolan akan aman, karena kepercayaan bila ada aparat yang menggerebek tempat tersebut akan ketiban sial, dan itu sudah berkali-kali dulu terbukti. Tapi menurut orang-orang sekitar pesarehan Ki Honggolono setahun yang lalu di adakan selamatan yang intinya minta izin agar penggerebekan perjudian di daerah Nggolan selamat, selamat yang menngerebek begitu pula masyarakat sekitarnya, alhasil sampai sekarang orang yang berjudi disitupun tak berani lagi, briliant ide ini karena sudah puluhan tahun kepercayaan tersebut.
Dan masih banyak kisah-kisah menegani 2 desa ini, meski kedua desa ini saling berbatasan, dan kepercayaan tersebut masih berlaku sampai saat ini.
Hal-hal yang masih dipegang teguh dan masih berlaku di kedua desa tersebut diantaranya :
  1. Orang Mirah tidak boleh menanam kedelai

  2. Orang Mirah tidak boleh kawin dengan orang Nggolan atau besanan

  3. Orang Mirah tidak boleh membawa barang atau sesuatu dari Nggolan, begitu pula sebaliknya

  4. Orang Mirah tidak berani menumpuk jerami dan titen (kulit kedelai)

  5. Ada sungai yang mengalir yang melewati Nggolan terus ke Mirah, dan samapai saat ini air yang berasal dari Nggolan dan Mirah tidak mau menyatu bagaikan air dan minyak, meskipun satu keruh dan satunya bening.
Berikut ini cerita asal mulanya;
Dahulu daerah Nggolan ini dipimpin oleh Ki Honggolono, nama desa ini diambil dari nama beliau. Nggolan terkenal daerah subur dan masyarakatnya pekerja keras, Ki Onggolono terkenal sebagai orang yang sakti dan kaya rasa dari hasil pertanian dan peternakan. Beliau mempunyai putera semata wayang yang bernama Joko Lancur yang kegemarannya menyabung ayam. Ayamnya terkenal dan selalu menang.
Namun suatu ketika ayam aduanya kalah ketika diadu didaerah Mirah dan melarikan diri dari gelanggang, dan Joko Lancur-pun mengejarnya sampai di pekarangan Ki Ageng Mirah, dan inilah awal pertemuan Joko Lancur dengan Amirah puteri Ki Ageng Mirah, dan Joko Lancur jatuh cinta, dan memberitahukannya pada Ki Honggolono. Perbedaan agama menjadi kendala, namun demi anak satu-satunya Ki Honggolono memberanikan diri melamar Amirah ke Ki Ageng Mirah.
Ki Ageng Mirah enggan menolak karena tidak ingin terjadi perselisihan, latar belakang beda agama inilah penyebanya, dan untuk menolak secara halus Ki Ageng Mirah menerima lamaran dengan permintaan, yaitu ; Persawahan Mirah bisa diairi dalam waktu semalam, meminta padi dan kedelai satu lumbung penuh, dan kedua lumbung tidak boleh digotong oleh manusia, lumbung harus berjalan sendiri ke Mirah.Dan kesemuanya harus dikerjakan dalam waktu semalam.
Ki Honggolono menyanggupinya, namun Ki Ageng Mirah sudah merasa bakal terjadi bahaya yang akan menimpa desanya, dan segera beliau menuju musholanya untuk berdoa.
Sehari sebelum resepsi Ki Honggolono dengan kesaktiannya bisa mengairi sawah-sawah Mirah, dan bisa menyihir setumpuk jerami menjadi selumbung padi, setumpuk titen (kulit kedelai) menjadi selumbung kedelai. Keesok harinya Joko lancur menuju Mirah diantarkan bapaknya dan para pemuda Nggolan, paling depan lumbung yang berisi padi, dan lumbung yang berisi kedelai. Sesampai di Mirah rombongan disambut sendiri oleh Ki Ageng Mirah dan mempelai perempuan Amirah.
“Maaf kakang Honggolono…. kami tidak bisa menerima perjodohan ini karena kakang tidak bisa memenuhi permintaan kami, selumbung padi isinya jerami, dan selumbung kedelai isinya cuma titen….” kata Ki Ageng Mirah, dan atas seijin Alloh lumbung yang berisi padi dan kedelai tersebut berubah menjadi jerami dan kulit kedelai.
Melihat kejadian tersebut Ki Honggolono malu dan marah, dan sekali hentak tanah bergetar yang mebuat Amirah jatuh terjerembab sampai meninggal.
Sambil bejalan pulang Ki Honggolono berteriak, orang Mirah jangan ada yang menumpuk jerami, menumpuk kulit kedelai, menanam kedelai, jangan besanan dengan Nggolan, bila ada yang melanggar akan celaka.
Melihat calon istrinya mati dengan tragis Joko Lancur segera mencabut kerisnya dan menghunuskan ke dadanya dan keduanya meninggal dan dikebumikan menjadi satu liang lahat di dukuh Mirah.
Demikian awal mula perseteruan antara Nggolan dan Mirah, yang hingga sekarang masih berlaku. Maaf foto hanya perawahan Nggolan, atas saran masyarakat Nggolan untuk tidak mencantumkan foto dari kedua desa tersebut, dan boleh mencantumkannya hanya salah satu dari daerah tersebut.

Penulis Nanang Diyanto

Artikel Terkait

Legenda Golan dan Mirah
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email