Thursday, January 28, 2016

Sate Ayam Setono


Ponorogo, kota surganya sate ayam. Selain terkenal dengan Reyog, identitas yang melekat pada Ponorogo adalah sate ayamnya. Berbeda dengan sate ayam daerah lain, sate ayam Ponorogo terkenal dengan potongan daging yang tebal, pipih, dan panjang.

Nah, tahukah Anda jika di Ponorogo ada jenis sate yang berbeda dari sate Ponorogo umumnya? Inilah “Sate Setono”. Berasal dari desa Setono, kecamatan Jenangan, sate ini sering mendapat julukan sate rakyat. Julukan tersebut diberikan karena sate Setono berukuran lebih kecil dari sate Ponorogo pada umumnya dan harga yang ditawarkan juga lebih murah. Sampai saat ini, sate Setono dihargai sekitar Rp.10.000 untuk sejinah atau sepuluh tusuk sate. Ini artinya, semua kalangan bisa merasakan nikmatnya sate ayam.


“Sate niki potongane ali-alitt, mbak. Menyesuaikan harga. Benten kalih sate Pak Tukri (Sate ini potongan ayamnya kecil, mbak. Menyesuaikan harga, berbeda dengan satenya Pak Tukri).” ungkap bu Sundami yang berjualan bersama suaminya.


 
Bu Sundami menuturkan bahwa mengolah sate Setono memiliki sedikit perbedaan dari sate biasanya.

“Lintune dibakar mentahan, mbak. Dados daging ayam mentah niku dibakar langsung. Lha lek sate mriki dimasak rumiyin. Di godok ngaten lho (lainnya dibakar mentahan, mbak. Jadi potongan daging ayam mentah itu dibakar langsung. Kalau sate sini (Setono), dimasak dulu. Direbus gitu lho).” Terangnya.

Memang, daging sate Setono harus direbus dengan bumbu kunir terlebih dahulu sebelum dibakar. Saat dibakar, sate ini dicelupkan berulang-ulang ke dalam bumbu kecap. Sehingga sate Setono dibumbui dua kali, saat direbus dan ketika dibakar.


Cita rasa dari sambal kacangnya juga sedikit berbeda. Sambel kacang sate Setono memiliki sensasi pedas manis. Kemudian, perbedaan lainnya ada pada penyajiannya. Sate ini disajikan dengan potongan ketupat, bukan dengan potongan lontong seperti biasanya.

“sate Setono niku ndamel kupat, mbak. Tapi nggih sak niki paling pun jarang. Sekitar mriki kathah ingkang ndamel lontong menawi (sate Setono itu pakai ketupat, mbak. Tapi sekarang mungkin sudah jarang. Sekitar sini mungkin sudah banyak yang pakai lontong).” Tambah bu Sundami.

Bukan hanya sate daging ayam yang dijual para pedagang sate Setono. Mereka juga menjual sate tulang ayam atau yang biasa disebut dengan tangkar. Tulang ayam dipotong kecil kemudian ditusuk dan dibakar seperti sate biasa. Walaupun hanya tulang, sate ini banyak dicari karena sensasi asik saat memakannya.

 
Penjual sate setono cukup mudah dijumpai. Misalnya di kawasan Kota Lama, Pasar Pon, di sana terdapat beberapa penjual sate Setono. Diantaranya yang masih aktif setiap hari buka adalah sate milik Bu Sundami yang sudah berjualan turun temurun, dan Sate Ayam Pak Iyang yang membuka warung di pojok perempatan Pasar Pon. Bu Sundami tidak membuka warung seperti Pak iyang, namun ia berjualan di trotoar, tepatnya sebelah kanan jalan, sekitar -/+ 100 meter dari perempatan Pasar Pon ke arah Timur. Sate Setono memang hanya berjualan mulai menjelang petang hingga malam hari sekitar jam 11 malam.

“jam 5 ngaten niko pun persiapan, mbak. Mangke tutupe nggih nek sampun telas. Biasane jam 11 dalu (jam 5 sudah persiapan. Nanti tutupnya kalau sudah habis, biasanya jam 11 malam),”


Tidak hanya di pos penjual, sate Setono juga banyak yang dijajakan berkeliling di berbagai daerah di Ponorogo sehingga

Jika Anda mencari sate Ponorogo rasa nikmat harga terjangkau, sate Setono pilihannya

Kontributor : Oldina Novalia Rahmadaniar

Artikel Terkait

Sate Ayam Setono
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email